Kopi Rasa Bencana
Bicara masalah kopi, hal yang mungkin tidak dinikmati noyan. Wajahnya
mulai datar ketika kata pertama ku lontarkan. Kopi. Tapi, seperti biasa tarik
jiwanya hadirkan wujudnya maka noyan adalah pendengar setia.
Jarum jam menunjukkan angka 2, dengan jarum panjang setia di
angka 7 menunggu detik untuk melanjutkan perjalanannya. Matahari pun entah
kenapa mengurangi frekuensi cahaya kebumi. Hingga suasana teduh memungkinkan
pandanganku tidak terhalang kilau cahaya. Menatap sejauh apapun mudah, tanpa harus
susah memicingkan mata. Suasana seperti ini yang biasa ku manfaatkan untuk
menarik momen-momen yang berceceran, sendiri dalam rangkulan alam tanoh
gayo.
Dataran tinggi punya kopi. Kata awal yang membuat mata noyan
meliar entah menatap apa. Emas merah punya tanah gayo. Punya ciri khas rasa
yang kuat. Jujur, soal ini saya orang yang minim ilmunya. Tapi joseph, barista
dari negeri kangguru yakin bahwa kombinasi rasa kopi gayo itu anugerah. Semua
rasa kopi dari negara lain ada di kopi gayo.
Whateverlah tentang kopi negara mana yang jitu, masih bisa
mikmati kopi seminggu 5 kali, cukup. Bicara soal rasa kopi, tepat 1 jam yang lalu tanpa butuh berpikir keras.
Kopi dengan rasa baru muncul dalam benak. Hanya karena guyonan teman-teman tapi
menarik untuk dibuktikan.
Awalnya karena salah satu teman, tanpa sadar mungkin meletakkan
ujung penanya di badan karung berisi gabah kopi. Karung dengan posisi yang
tidak tegap, ternyata menyimpan investasi yang cukup besar. Gabah kopi dikemas
dengan baik agar tidak menyerap zat lain, jelas yang punya kopi. Dikemas dalam plastik
dulu, setelahnya masukkan lagi kedalam karung biar benar-benar terjaga kualitas
rasanya, mungkin. Kalau ujung pena sempat melukai plastik, ditakutkan ada zat
lain yang merasuki tubuh kopi. Menyerap zat yang beterbangan di alam adalah
salah satu sifat kopi.
Menariknya, ilmu ini bisa dipakai untuk revolusi rasa kopi. Kulirik
noyan, mencoba menarik pikirannya bermain dengan kataku. Tapi, paparan
semenarik apapun, noyan tetap memilih tatapan lurus kedepan tanpa melirik
sekalipun.
Karena kopi mampu menyerap zat apapun, pikiranku tertuju pada
revolusi rasa kopi. Misalnya kopi rasa nikotin, karena terkontaminasi dengan
asap rokok. Kopi rasa lavender, hasil kontaminasi dengan asap obat nyamuk. Atau
kopi rasa bencana, kopi baru hasil dari terkontaminasinya kopi dengan angin
buangan manusia.
Aneh tapi sebodoh apapun imajinasi atau mimpi harus
ditindaklanjuti, pesan Bill Gate. Suara alam bercampur deru beberapa sepeda
motor perlahan coba menerangkan kembali dunia nyata. Suara tawa terdengar
ditelingaku, isyarat kelucuan yang berasal dari mulutku sendiri. Kopi rasa bencana. Sementara TKT (teman kecil tersayang),
noyan tampaknya tidak sedikitpun tersentuh urat sarafnya. Tidak merespon
stimulus yang coba ku alirkan. Noyan yang hanya dengan dirinya. Dan kali ini,
lagi harus menikmati sendiri pikiran bersama kopi, rancangan rasa baru. Mulai meracik dalam kepala.
Khususnya untuk kopi rasa bencana.
~~~
Komentar
Posting Komentar