The Quality of Being Infinite
Foto
ini menyimpan tema cerita di meja ke tiga. Berpindah tempat dengan alasan
tertentu, berpindah pula tema pembicaraan sekaligus berbeda pula formasi
orang-orang yang bertahan.
Duduk,
berbagi dan mendengarkan, beraksi, dan ada pula yang memilih diam suara namun
bercerita melalui gambar-gambar hasil jepretannya. Kali ini tanpa tema atau
random acara kami di kumpulkan. Sepoi angin pagi mempercantik semua gerakan di
kebun kopi, sekaligus tempat kedai kopi ini menjual kreativitasnya.
Kensas
kedelapan, acara sastra yang di pelopori tiga komunitas di Tanoh Gayo. Panggung
apresiasi bagi para penggiat dan pecinta seni. Haus ide, rindu berkreasi,
keinginan beraktualisasi sepertinya menjadi jalan mengapa arah kaki kami
berhenti, memilih duduk sambil menikmati racikan kopi.
Minggu pagi dengan banyak cara
pandang berseni, berdebat tentang cara, berbagi makna, merangkul dimensi rasa,
berbagi cara menuai makna perjalanan, berbagai varian cara untuk menyampaikan
pesan, merangkul miliaran ide dari setiap penghuni semesta, dan seringnya
sedikit jumlah manusia yang ditakdirkan bisa menikmatinya.
Seperti
jalan, bagiku gelas kosong juga meninggalkan jejak cerita. Tidak semua orang
mampu menikmati semua hal. Kopi yang tidak hitam pun masih memiliki kecacatan
di sebagian manusia. Menilai kekurangan sebuah hal yang mudah, tidak memerlukan
guru dan panutan. Dan begitulah inti dari cerita yang tersimpan di gelas kosong
kali ini.
Gelas
yang menyimpan suara dan wajah-wajah orang yang mencicipi dalam nikmat atau
tidak perbincangan hari ini. KENDURI SASTRA 8 Galeri Kopi Indonesia.
Komentar
Posting Komentar